Ingin memulai karir sebagai freelancer? Siapkan portofolio dulu ya! Kebanyakan freelancer pemula seringkali lupa untuk menyiapkan portofolio terlebih dahulu ketika mendaftar sebagai seorang yang siap di-hire dalam situs pencarian kerja. Padahal portofolio merupakan hal wajib yang harus disiapkan supaya kesempatan mendapatkan proyek lebih besar. Mengapa bisa demikian? Karena dari portofolio dapat memperlihatkan seberapa banyak atau lama seorang freelancer mengerjakan proyek. Selain itu, dari portofolio juga dapat dilihat kualitas kerja yang telah seorang freelancer kerjakan sebelumnya.
Lalu, apa saja hal – hal yang perlu disiapkan untuk membuat portofolio freelancer? Yuk, simak tips – tips berikut ya!
1. Siapkan semua data pribadi untuk dijadikan portofolio, meliputi pengalaman bekerja, kumpulan karya, link project dan sebagainya.
Yap, semua project/karya yang telah kamu buat bisa dijadikan portofoliomu. Baik berupa gambar, tulisan, produk kerajinan tangan, lagu, dan sebagainya merupakan hasil karya yang bisa menunjukkan bahwa selama ini kamu telah membuat itu semua. Kalau dalam dunia akademis, publikasi paper merupakan hasil karya mereka. Pun jika dalam dunia freelancer, kalau kamu ingin menjadi graphic designer tentunya kamu selama ini sudah pernah membuat desain grafis yang bisa kamu tunjukkan. Jika kamu seorang yang punya skill membuat lagu, maka tentunya sudah ada lagu – lagu buatanmu yang bisa diperlihatkan. Nah, itu semua menjadi bukti yang tak boleh kamu sembunyikan lho sebagai freelancer. Jadi, apapun karyamu, dokumentasikanlah sebaik mungkin.
2. Buatlah portofolio dengan template – template yang sudah banyak tersedia di internet. Carilah yang cocok untukmu.
Setelah kamu paham dan mengumpulkan setiap karya yang kamu buat, langkah selanjutnya adalah mencari template portofolio yang sudah banyak dishare di berbagai situs internet. Carilah yang sesuai dengan yang kamu butuhkan. Dari template tersebut paling tidak kamu punya gambaran global seperti apa tampilan dari portofolio itu. Portofolio juga tidak hanya berbentuk lembaran kertas, namun saat ini portofolio bisa berupa website. Di mana di dalamnya akan banyak menampung karya – karya yang bisa kamu pajang dengan bangga. Bisa juga memudahkanmu untuk menyisipkan link portofolio apabila karyamu ada di beberapa situs lainnya seperti github.
3. Isilah template tersebut sesuai dengan realita, tidak boleh mengarang dan memasukan data yang tidak sesuai.
Pastikan semua data yang kamu masukkan adalah valid, bukan karya copasan, dan memang original dari hasilmu sendiri. Karena hal tersebut yang akan membangun kredibilitasmu di mata publik dan terutama di hadapan interviewer.
4. Selain data diri singkat yang dimasukkan, tunjukkan semua karyamu bukan dengan menjelaskannya. Kamu tak perlu menjelaskan a, b, c, dan d tentang karyamu. Cukup tunjukkan hasilnya di dalam portofoliomu. Oya, jangan lupa untuk tetap fokus. Jika kamu ingin mencari pekerjaan yang berhubungan dengan graphic designer, tunjukkanlah hasil gambar – gambar grafis yang pernah kamu buat. Bukan menunjukkan karya seperti lagu yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan tersebut. Walaupun sebenarnya kamu punya skill juga di bidang musik.
5. Setelah isi portofolio lengkap, berikan sentuhan desain yang sesuai supaya portfolio tersebut mudah dilirik para pemberi kerja.
Jangan lupa untuk mengatur tampilan portofoliomu secara unik, rapi dan mudah dibaca oleh interviewer. Karena tampilan yang berantakan bisa membuat interviewer tak mau melirik sama sekali. Ya, buatlah se-eye catching mungkin ya.
6. Portofoliomu sudah jadi? Sudah mendaftar di situs pencarian kerja? Jangan lupa untuk selalu update situs tersebut dan emailmu setiap hari. Karena dari sanalah kamu bisa melihat perkembangan proses pencarian kerjamu berhasil atau tidak.
Nah, itulah 6 tips yang bisa kamu coba untuk membuat sebuah portofolio. Selamat mencoba ya!
foto pexels